Siang itu
matahari mengeluarkan energi panas lebih banyak dari biasanya, awan pun sedang
pergi entah menguap kemana. Teriknya sanggup mengubah pigmen di kulit
bereaksi menjadi lebih gelap. Tak seharusnya Juli berada di luar hanya demi
membeli biskuit kesukaannkya, hari itu memang persediaannya sudah habis. Jadi Juli
memutuskan sepulang sekolah ia akan mampir dulu ke mini market dan membeli beberapa
biskuit kesukaannya. Minimarket itu agak jauh dari halte pemberhentian bus,
jadi Juli harus sedikit berjalan menuju halte. Juli mengangkat tanganya
menutupi wajahnya agar tidak terlalu silau terkena pantulan cahaya matahari.
“Tiiinn Tiinn” suara
klakson motor tepat di belakang Juli. Juli melangkahkan kakinya beberapa
langkah ke kanan, ia beranggapan jalannya menghalangi jalan sepeda motor.
Tiiinnn Tiin, Juli
mulai terganggu, ini motor maunya apa sih, pikir Juli. Juli pun menoleh ke
belakang
“Juli, mau
bareng ga?” ajak suara laki-laki yang wajahnya masih tertutup helm.
Juli masih bingung,
memicingkan matanya dan mencoba menerobos pandangannya ke kaca helm. Sang
empunya helm mengerti isyarat matanya Juli, ia pun membuka kaca helm nya.
“Janu”
“ Hahaha
iya kamu pikir penculik ya? Mau kemana? Pulang?”
“Iya aku
mau pulang”
“ Yaudah
bareng aja, tenang gratis kok hahah ” ajak
Janu
Janu
menyodorkan helm yang ia simpan di jok belakang. Juli hanya mengangguk dan
tersenyum. Motor Janu pun melaju di
tengah kemacetan kota Garut. Namun kali ini Janu menikmatinya, karena ia
ditemani Juli. Kemacetanpun terasa menyenangkan
kali ini. Kerena sepanjang jalan Juli terus saja berceloteh tentang dunia
khayalnya. Ya si Juli ini memang seperti
hidup di dunia peri,alias dunia dongeng. Apapun yang dilihatnya pasti ada
cerita ataupun sejarah tersendiri dibalik nama benda yang ia lihat, semuanya
fiktif. Namun Janu yang sudah terbiasa dengan hal itu, hanya cekikikan saja
mendengar cerita-cerita ngayal khas Juli. Janu masih ingat sekali cerita
pertama yang ia dengar dari Juli yaitu ketika Juli bercerita tentang kisah Sandal
jepit yang tak terpisahkan, dan harus selalu memiliki motif dan warna yang sama
meskipun mereka berbeda. Dan betapa sedihnya jika salah satu dari mereka ada
yang tertukar ataupun kehilangan. Juli selalu merasa iba jika melihat sandal
tergeletak sendirian, itu membuatnya tak berarti. Janu langsung teringat pada
kalimat yang tertulis di pembatas buku “love is like a pair of sandals right to
be here left to be complete” ironis sekali karena pembatas buku itu hanya ada
bagian “right” nya saja. Kalau Juli tau ia pasti akan mengutuknya. (peace nyoll
:p)
Rumah Juli
memang tak jauh dengan Janu. Bisa dibilang mereka ini tetangga tapi beda
komplek (oke berarti bukan tetangga). Makanya tidak heran mereka sangat dekat,
seringkali mereka berangkat dan pulang bersama seperti hari ini. Janu dan Juli
ini bersekolah di SMA Merdeka 91 dan merekapun
sama-sama utusan dari kelas 2IPA7. Kelas paling kontroversial di
sekolah itu. Kelas IPA7 ini adalah kelas IPA, namun murid-murid yang ada di
dalamnya seharusnya berada di kelas IPS, alhasil terciptalah kelas IPA7 . Dan
percaya atau tidak, tidak ada satupun guru yang mau jadi wali kelas di kelas
IPA7 ini. Karena tak ada yang lain yang diciptakan kelas ini selain Masalah.
Tiba-tiba
motor Janu pun agak oleng dan Janu meminggirkan motornya.
“Ah sial,
kaykanya ban motornya kempes nih Jul, coba kamu turun dulu” Juli pun turun dan
melihat kondisi ban belakang.
“Wah Janu,
ban bagian belakangmu juga kempes nih, padahal berat badanku cuma naik dua kilo
saja hufft” Juli melipat kedua tangannya di dada, dan memonyongkan bibirnya.
“Kebanyakan
makan biskuit sih hahah, liat ban motorku jadi kempes dua-duanya, nyari tambal
ban daerah sini dimna ya?” janu celingukan mencari tukang tambal ban.
“Oh aku
ingat Janu, di bawah turunan setelah jalan ini trus ke kiri sedikit, nah di
situ ada tambal ban, gak jauh kok, ya kira-kira 100 meterlah dari sini” terang
Juli sambil memainkan tangannya menunjukan arah.
“Oh iya
iya aku ingat, bantuin dorong dong Jul hehe” pinta Janu
“Tuh kan,
ingkar janji, katanya kalau nebeng gratis, eh minta dorong juga huhu” Juli
menjulurkan lidahnya mengejek Janu.
“Hahahahah
salah sendiri jadi cewek kok gemuk, ayolah itung-itung olah raga kan?”
“Paling
bisa deh !” Juli pun menyerah, ia mendorong motor Janu di bawah teriknya panas
matahari, hingga sampai juga di tukang tambal ban.
Juli
mengusap keringat yang mengucur di dahinya yang lebar, Janu yang tak tega
melihat temannya itu kecapean menawarkannya minuman dingin. Alih-alih mau
memeberi tumpangan malah bikin Juli kesusahan. Janu membeli dua botol minuman
dingin di warung kecil di pinggir tukang tambal ban. Kemudian menghampiri Juli
yang sudah lebih dulu duduk di bangku panjang di depan warung.
“Nih minum
dulu”
“Thanks”
Juli
langsung menyedot setengah dari minumannya. Sedangkan Janu tidak langsung duduk
ia menghampiri tukang tambal, kemuadian memeriksa penyebab bannya itu bisa
bocor dua-duanya. Ternyata penyebabnya adalah tertusuk paku, dan itu pasti modus tukang tambal ban
ini juga agar usahanya laku. Janu hanya pasrah, dan menyerahkan semua
pekerjaanya ke tukang tambal, yang penting motornya bisa jalan lagi. Setelah
bernegosiasi dengan tukang, Janu menyusul Juli duduk di kursi kayu panjang
depan warung kecil itu.
“Kenapa
katanya?” Juli berharap jawabannya bukan karena kelebihan muatan.
“Kena paku
dua-duanya, aku rasa sih ini modus “
“Ooh”
Juli
memainkan sedotan dari minuman botol yang ia minum. Juli kelihatan sangat
letih, tak biasanya ia menanggapi pernyataan orang lain dengan satu kata “oh” .
Suasanapun hening, Janu seakan kehabisan kata-kata, kemudian untuk mengurangi rasa kikuknya Janu mengeluarkan HP dari saku celananya.
Kalau lagi bĂȘte gini, pasti tau donk apa yang akan orang lakukan dengan HP nya.
YUP buka TWITER, stalking TL, atau open link berita-berita yang seru. Begitulah
kebiasaan Janu jika sedang tidak ada kerjaan. Janu adalah salah satu followersnya
@WOWKonyol. Janu memfollow akun yang satu ini karena ia tertarik sama
quote-quote nya yang bikin ngakak, segala hal kecil aja dibikin seru sama si
onyol ini. Dan salah satu twit favorit Janu adalah #KuisDora, belum pernah
sekalipun Janu berhasil menebak Kuis Dora. Memang ada-ada saja si akun
@WOWKonyol ini. Janu pun tenggelam dalam lautan TimeLine, sampai lupa ia sedang
berlabuh di tukang tambal bersama seseorang.
“Janu”
Juli mulai jenuh, ia pun membuka pembicaraan.
Janu tidak menggubris
panggilan Juli, ia masih asik menyelami TL hingga ke dasar paling dalam.
“Janu”
kali ini Juli mengguncang pundak Janu, hingga akhirnya Janu sadar telah
kehabisan nafas dan kemabali ke permukaan.
“eh iya
Juli, sorry ni lagi asik stalking”
“huh
dasar, minumanku habis nih”
“habis
kamunya diem aja sih, emm pantes minumanmu habis jadi siap berceloteh lagi nih?
Hahaha” Janu malah menggoda Juli.
“Kamu liat
apaan sih Janu, kaykanya asik banget” Juli ikut penasaran
“Eh liat
deh ini akun @WOWkonyol , dia lagi ngebahas Truth
or Dare” Janu memperlihatkan HP nya.
Juni pun menggeser duduknya agak lebih dekat dengan Janu.
Mereka pun
tertawa bersama melihat twit dari followers onyol yang pada konslet otaknya.
Ada aja yang jadi bahan kekonyolan, segala sandal lah dibawa-bawa.
“Hahahahaha,
eh Jul emang Truth or Dare itu
permainan apa sih?”
“Jadi dari
tadi kamu ketawa tuh ga ngerti sebenernya?”
“Hehehe
sedikit sih, Truth kan berarti jujur,
Dare itu tantangan? Tapi aku ga
ngerti permainan apa itu?” Janu menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Jadi gini
Janu….”
“Konon jaman
dahulu kala di sebuah negeri hiduplah Raja dan Ratu di Istana Kota Kulon V.
Raja dan Ratu itu bernama Raja Ryan dan Ratu Dipa. Setelah sekian lama hidup
bersama Raja dan Ratu belum saja di karuniai anak. Mereka sangat cemas, karena
apabila mereka tidak saja dikaruniai keturunan maka kerajaan Kota Kulon V ini
akan musnah. Hari itu Raja dan Ratu sedang bersedih meratapi nasib mereka yang
tidak saja dikaruniai anak. Tiba-tiba datanglah kedua penasihat kerajaan yaitu
Penasihat Resa dan penasihat Yoga. Mereka tidak sengaja mendengar percakapan
Raja dan Ratu. Raja, Ratu dan Penasihatpun datang menemui penyihir jahat,jauh
ke dalam hutan belantara. Akhirnya mereka sampai di kediaman penyihir. Penyihir
itu bernama penyihir Dita. Raja dan Ratu membuat kesepakatan dengan penyihir
jahat, penyihir itu kan memberikan Raja dan Ratu keturunan dengan sayarat anak
bungsu dari raja dan ratu nanti harus diserahkan kepada penyihir Dita. Penyihir
akan mengambil jantungnya agar dia bsa hidup abadi. Raja dan Ratupun berfikir
sejenak, tak masalah jika hanya satu anaknya saja yang ia serahkan kepada
penyihir. Yang penting mereka memiliki keturunan untuk mewarisi tahta kerajaan
Kota kulon V”
“
Bentar-bentar ini beneran Jul?” Janu memotong cerita Juli berusaha meyakinkan
diri dulu, imajinasinya akan dibuat percaya atau tidak.
“Iih Janu
dengerin dulu, pada akhirnya kamu juga akan tahu kok mana yang realistis mana
yang cuma dongeng” Juli pun melanjutkan kembali ceritanya
“Beberapa
tahun berlalu Raja dan Ratupun di karuniai lima orang anak. Anak pertama dan
kedua adalah anak kembar, yaitu Putri Lena dan Pangeran Seha, anak ketiga dan
keempat yaitu Putri Ratna dan Putri Sabna, lalu yang terkahir adalah Putri
Alia. Raja dan Ratu sangat senang dan mereka sangat sayang kepada kelima
anaknya terutama putri bungsunya. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Tak
terasa Putri Alia tiga hari lagi akan menginjak usia 17 tahun, itu artinya
sudah saatnya Raja dan Ratu memberikan jantung Putri Alia kepada penyihir. Raja
dan ratu yang terlanjur menyayangi Putri Alia merasa tak rela jika putri Alia
harus diserahkan kepada penyihir. Raja dan ratu berencana untuk melanggar
kesepakatan itu. Penasihat Resa dan Yoga mencoba memperingatkan raja dan Ratu.
Merekapun meminta nasihat Peri Vina, Peri Vina menyarankan semua anak-anak
keturunan raja dan ratu harus segera memiliki pasangannya masing masing itu
artinya mereka harus jatuh cinta. Cinta yang tulus”
“Bentar-bentar
Jul, kali ini aku haus mau beli minum dulu, ini kaykanya bagian seru nya nih
kalau sudah cinta-cintaan”
Janu pun
beranjak dari kursinya dan membeli dua botol minuman satu untuknya dan satu
lagi untuk….. cadangannya, karena cerita Juli pasti masih panjang.
“Dilanjut
nih ya” Juli pun melanjutkan kembali dongeng nya
“Raja pun
memutuskan untuk mengadakan sayembara, Raja akan mengadakan pemilihan pasangan
untuk putra putrinya, agar mereka bisa segera jatuh cinta dan terbebas dari
kutukan penyihir jahat. Besoknya banyak sekali putri-putri dan pangeran dari negeri
sebrang mengikuti sayembara. Karena saking banyaknya peserta, Raja pun memilih
pasangan untuk putra putri nya dengan cara diundi. Karena pada saat itu belum
musim arisan di kocok-kocok keluar deh namanya. Itu belum musim. Raja pun
berpikir, bagaimana cara pengundiannya, ia mundar mandir di depan meja makan,
hingga tak sengaja jubah Raja menyenggol botol minuman di meja makan, botol itu
jatuh ke karpet dan berputar. Raja langsung mendapatkan ide, bagaimana kalau
cara pengundiannya di tentukan oleh putaran botol. Mulut botol akan berhenti
dan menunjuk ke salah satu orang, maka dial ah yang akan menjadi pendamping
anaknya. Dan yang berhak memutar botol itu hanyalah Putra dan Putri Raja. Jadi
initinya merekalah yang menentukan pasangan hidupnya, dengan menggantungkan
takdirnya pada putaran botol. Ini adalah sebuah tantangan (dare) bagi putra
putri raja. Namun jika harus jujur (truth) mereka kurang setuju dengan cara
ini.
“Oh jadi
cara mainnya gitu Jul? enak ya aku tinggal memutar botol diantara cewek-cewek
cantik, trus mau ga mau mereka harus jadi pasangan ku gitu?” Janu menyedot
kembali sisa minumannya.
“Masalahnya
memang ada cewek cantik yang mau sama kamu? hahaha aku belum selesai Janu,
permainan yang sebenarnya bukan seperti itu”
“Huh
sialan, trus trus gimana donk penasaran” Janu kembali menyimak cerita Juli.
“Trus…
“Pangeran
dan Putri akhirnya menemukan pasangannya masing-masing, hingga tiba pukul 11
sejam sebelum Putri Alia berusia 17 tahun, penyihir Dita menyelinap masuk ke
istana, dan ingin menculik Putri Alia. Raja menyadari hal itu, Raja pun
memanggil Peri Vina, Raja heran kenapa penyihir jahat masih saja mengincar
putrinya padahal ia sudah mendapatkan pasangan. Peri vina memberitahu Raja
bahwa Putri Alia tidak benar-benar jatuh cinta kepada pasangannya, cinta itu
tidak bisa dipaksakan. Cinta itu akan datang secara tidak terduga dan tak
disangka-sangka itulah cinta yang tulus. Raja pun mengerti, ia memerintahkan
peri agar mengumpulkan para peserta sayembara yang menyukai putri Alia. Ada 4
orang pangeran dari negeri sebrang, namun entah kenapa Putri Alia kurang sreg
dengan mereka, Putri Alia meminta izin kepada Raja agar ia memilih satu orang
lagi untuk mengikuti permainan ini, yaitu Prajurit Novan, ia adalah salah satu
putra dari pelayan di istana. Sudah sejak lama Putri Alia mengangumi
kebersahajaan dari Prajurit Novan. Awalnya Raja tidak yakin, namun peri Vina
meyakinkan Raja siapa tahu orang biasa seperti Novan akan menyelamatkannya dari
kejahatan penyihir Dita. Lima orang pemuda termasuk Prajurit Novan duduk
melingkar, Putri Alia memutar botol itu, Putri Alia berencana akan memeberikan
tantangan kepada para peserta untuk menguji mereka tulus atau tidak ingin menjadi
pendampingnya. Putri Alia juga akan menguji mereka dengan kejujuran, karena
kejujuran merupkan kunci dari ketulusan. Botol itupun berhenti di Pangeran
Taro, ia adalah anak Raja yang paling kaya di negrinya. Putri Alia menantangnya
untuk memberikan mahkota Pangeran Taro kepdanya. Namun ..
“Si Putri
Alia itu matre donk ya?” Potong Janu
“Ya ga lah
Januuu, itu tantangan Putri Alia ke pangeran Taro, ia ingin membuktikan bahwa
lebih besar mana cintanya pada Putri Alia atau kepada hartanya”
“ Oh, biar
aku tebak, Pangeran Taro itu lebih sayang kepada hartanya kan?”
“Yup tepat
sekali…..
“Pangeran
Taro tidak mau menerima tantangan dari putri Alia, ia pun keluar dari
permainan. Putri Alia memutar kembali botolnya, botol itu mengarah ke Pangeran
Rival ia adalah pangeran paling tampan di negrinya. Putri Alia menantang
pangeran Rival untuk mencukur setengah dari rambutnya, pangeran Rival pun
menolak dan memilih untuk keluar dari permainan. itu membuktikan bahwa Pangeran
Rival lebih mencintai ketampanannya daripada Putri Alia. Putri Alia memutar
kembali botolnya, kali ini mulut botol mengarah kepada Pangeran Sam-sam, ia
tidak ingin diberikan tantangan. Putri Alia pun menyuruhnya untuk berbicara
jujur saja, ia menanyakan satu hal pada Pangeran Sam-sam. Jika nanti Putri Alia
terkena kutukan penyihir dan wajahnya tidak cantik lagi, apakah Pangeran Sam-sam
akan terus bersamanya. Ternyata jawaban Pangeran Sam-sam mengecawakan. Ia pun
keluar dari permainan, hanya tinggal dua orang lagi. Pangeran Aldi dan Prajurit
Novan. Putri Alia memutar kembali botolnya. Mulut botol itu mengarah ke arah
Prajurit Novan. Putri Alia menanykan apakah Novan ingin tantangan atau
kejujuran. Novan menjawab tantangan terbesar dalam hidupku adalah kejujuran
yang mulia. Putri Alia pun memberikan tantangan berupa kejujuran kepada
Prajurit Novan. Putri Alia menanyakan kepada Novan
“Apakah aku
ini seorang Putri yang cantik?” memang
Putri Alia ini selalu merasa paling jelek diantara kakak-kakanya. Namun ia
tidak pernah membahas itu, namun kali ini Putri Alia ingin sekali menanykan hal
ini pada Prajurit Novan.
“Maaf yang
mulia, menurut saya Putri Alia memang tidak cantik, namun kerendahan hati Putri
Alia lah yang membuat kecantikan itu tidak berarti apa-apa bagi saya,
kecantikan itu tidak abadi yang mulia, menjadi tua itu pasti dan kerendahan hatilah yang akan menjadi sejati,
izinkan aku untuk menjadi bagian dari duniamu yang mulia ”
Putri Alia kaget dengan kejujuran Prajurit
Novan. Bertambahlah kekaguman Puri Alia kepada Novan. Namun permainan itu belum
selesai masih ada satu orang peserta lagi, yaitu Pangeran Will. Tak disangka
pangeran Will menyatakan untuk mundur dari permainan ini, ia merasa Prajurit
Novan yang pantas mendampingi Putri Alia, ialah yang paling tulus. Akhirnya
Putri Alia pun menemukan cinta sejatinya. Kutukan penyihir jahatpun tak berlaku
lagi, karena kini Putri bungsu raja telah menmukan cintanya. Cinta yang tulus.
“Seperti
biasa, akhir cerita dari dongeng itu pasti. Akhirnya mereka hidup bahagia
selamanya..’
“Happily
ever after…” Juli dan Janu mengucapkan kalimat ini bersamaaan dan kemudian
mereka tertawa.
“Nah semenjak
saat itu, permainan Truth or Dare menjadi popular di kalangan remaja, biasanya
sering dipakai untuk mengungkit masalah asmara, gitu Janu”
“Oh gitu
hahahahah, gimana kalau kita coba?” ajak Janu
“Yakin
nih? Ayuk siapa takut” Juli menerima ajakan Janu.
Janu
memutarkan botol minuman yang sudah habis di kursi panjang, dan tak lama botol
itu memutar,kemudian berhenti di Juli.
“Kamu
pilih Truth or Dare Juli?”
“Mmmmm Dare
aja deh”
“Ok, aku
minta semua biskuit favortimu itu” Janu menjulurkan telapak tangannya.
“Apa?
Semuanya? jangan dong Januu please”
“Kalau
gitu kamu pulang jalan kaki hahah”
“Tuh kan
bener ga ada yang gratis di dunia ini ” bibir Juli cemberut ia pun memberikan
sekantong plastik biskuit coklat
kesukaanya kepada Janu. Tanpa sadar Juli telah membuktikan bahwa ia rela
memberikan biskuit kecintannya demi Janu. Itu artinyaa..
Giliran Juli memutar botol, dan botol itu kali
ini berhenti di Janu. Juli melompat saking kegirangannya, ia berencana akan
mengerjai Janu.
“Yess,
Truth or Dare?”
“ Seperti kata
Prajurit Novan Kejujuran adalah tantangan terbesar dalam hidup, so aku pilih
Truth”
Ini tak
sesuai dengan harapan Juli, tadinya ia berharap Janu memilih Dare. Karena Juli
akan mengerjai Janu, namun harapan terkadang memang tak sesuai dengan kenyataan.
Juli berfikir apa yang mesti ia tanyakan pada Janu.
“Masih
bingung Jul mau nanya apa?” Janu merogoh saku celananya, membuka lagi twwiter
di HP nya.
“Iya nih,
aku bingung, masa harus mengajukan pertanyaan seperti Putri Alia hahah“ Juli
mematukan telunjuk jari ke bibirnya.
“Jika kamu
mengajukan pertanyaan seperti Putri Alia, aku punya jawaban yang berbeda dengan
Prajurit Novan kecuali bagian tidak cantiknya, itu aku setuju hehehe”
“Sialan,
haha memangnya apa jawabanmu?” Juli memalingkan wajahnaya ke arah Janu
“Juli”
Janu memutar badannya lebih dekat dengan Juli
“Kamu
memang tidak cantik, namun imajinasi tinggi kamulah yang membuat kecantikan itu
tidak berarti apa-apa bagiku, cerita-ceritamu yang selalu menjadikan sesuatu
menjadi lebih berarti. Izinkan aku menjadi bagian dari duniamu Juli. Bersama,
kita akan membuat cerita kita, for real kali ini. Cerita Aku dan Kamu.” Janu
memegang kedua tangan Juli, ia hanya ingin meyakinkan Juli kalau ucapannya
serius. Mata Janu pun menatap dalam-dalam memasuki alam pikiran Juli yang
sedang mengawang di dunia khayalnya, Janu ingin menjemput Juli kembali ke dunia
nyata.
Juli tak
menyangka, kalimat itu keluar dari mulut Janu, kali ini ia sedang tidak
berkhayal kan, ini bukan di dunia imajinasinya kan?, bukan pula di dunia
dongengnya, ini nyata. Serius ini nyata. Mata mereka terlalu lama saling
menatap, seperti magnet yang berlainan kutub, saling menarik satu sama lain,
wajah mereka semakin mendekat, hati mereka nampaknya sudah terpaut, kelopak
matapun secara otomatis mulai mengatup, tak terasa bibir merekapun hampir saja
beradu sampai…
“A.. A ini
motornya sudah selesai”